Film adalah satu media komunikasi massa yang merupakan suatukekuatan yang dapat menpengaruhi pengetahuan, sikap, dan tingkah laku. Film dalam arti sempit adalah penyajian gambar layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan.28Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang sifatnya audio dan atau visual dalam bentuk film.
Menurut UU Perfilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam dengan pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan/atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.
Menurut UU Perfilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam dengan pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan/atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.
Fungsi film ada tiga, yakni:
1. Fungsi hiburan
Dalam mensejahterakan rohani manusia karena membutuhkan kepuasan batin untuk melihat secara visual serta pembinaan.
2. Fungsi penerangan
Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio-visual sehingga dapat mudah dimengerti.
2. Fungsi pendidikan
Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan didalam masyarakat dan mempertontonkan perbuatan-perbuatan yang baik.
Tujuan film
Film pada hakekatnya adalah media massa, adapun tujuan media massa untuk masyarakat sebagai berikut.
1. Informasi
1. Informasi
Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dunia. Menunjukkan hubungan kekuasaan. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
2. Korelasi
2. Korelasi
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari, makna peristiwa dan informasi. Menunjang otoritas dan norma-norma mapan.
3. Melakukan sosialisasi
Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
4. Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominant dan mengakui kebudayaan khusus serta perkembangan baru. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
5. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi. Meredakan ketegangan social.
6. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.
Film juga berpotensi menjadi sumber pendidikan informal melalui isi pesan yang dikandungnya, tidak peduli bagaimana cara pesan itu disampaikan muncul. Namun yang pasti, isi yang dikandungnya tidak bebas dari nilai-nilai tertentu, seperti bias ideologi atau politik dari si pembuat film. Media yang paling sering dipakai secara kolektif adalah film kemudian disusul televisi
Kriteria film bermutu
1. Memenuhi trifungsi film
Fungsi film adalah hiburan, pendidikan, dan penerangan, film itu sendiri sudah merupakan suatu hiburan karena alasan orang menonton film tertentu untuk mendapatkan hiburan. Jika film membawa pesan yang sifatnya mendidik atau memberi penerangan, sudah dapat dinilai memenuhi salah satu unsur film bermutu.
2. Konstruktif
Film yang bersifat konstruktif adalah film dimana perilaku para pemain serba positif, yang biasa ditiru oleh masyarakat terutama remaja. Dan hal-hal yang ditiru tersebut akan memberikan dampak positif/negatif bagi yang menontonnya.
3. Artistik-etis-logis
Film memang harus artistik, karena merupakan hasil karya seni dari orang-orang kreatif yang terlibat didalamnya. Sebuah film harus mengandung etika dan logis.
4. Persuasif
Film yang bersifat persuasif adalah film yang ceritanya mengandung ajakan secara halus, dalam hal ini adalah ajakan berpartisipasi dalam pembangunan, ”national and character building” dari program pemerintah. Seandainya film Indonesia mengandung persuasif seperti itu, hal itu dinilai sebagai memenuhi ciri mutu yang harus dimiliki film nasional
Komentar
Posting Komentar